Step by Step Merangkum Buku ke dalam Satu Halaman Kertas
Step by Step Merangkum Buku ke dalam Satu Halaman Kertas


Sobat Tamanlitera.id, tentu menyenangkan bila kita bisa menikmati buku dan memahami apa isinya dengan baik. Bukan apa-apa sih, eman saja jika kita punya buku tapi hanya cukup menjadi hiasan kamar dan tak memberikan manfaat bagi pengembangan diri kita. 

Ya gak? Hehe... 

Untuk itulah, kita perlu membaca dengan baik dan menangkap dengan baik pula apa isi buku yang kita baca itu. Kabar baiknya, kamu bisa menyederhanakan buku yang segede gaban sekalipun menjadi hanya satu halaman kertas! 

Penasaran kan, bagaimana caranya? Caranya sederhana. Yang paling penting adalah kamu harus paham terlebih dahulu prinsip-prinsip dasarnya. Seperti apa? 

1. Tangkap Ide Besar 
Setiap buku memiliki satu ide besar. Dalam buku nonfiksi, ide besar ini biasanya ditampilkan dalam judul bukunya. Ide besar ini bisa dirumuskan ke dalam satu kalimat. Misalnya: Membumikan Al-Qur'an, Mukjizat Al-Qur'an, Hukum Keluarga Islam, Menuju Umat Berkeadilan dan seterusnya. 

2. Tangkap Ide Turunan 
Ide turunan bisa diketahui dalam bab-bab yang disajikan buku. Tangkap poin-poinnya dalam setiap bab dan subbab. Dalam daftar isi kita bisa mendapatkan gambaran garis besar mengenai konten buku yang sedang kamu baca. 

3. Gambarkan Diagram Pohon Ide 
Klasifikasikan masing-masing ide turunan dan seluruh jenjang turunannya. Beri warna yang berbeda agar lebih menarik dan lebih memudahkan kamu untuk membedakan masing-masing. Agar akar-akar diagram mudah dibaca, upayakan agar setiap akar atau ide turunan memiliki hanya satu kata. Kamu bisa melihat tutorial diagram pohon mind map di video di atas. 

4. Buku Nonfiksi Utuh Lebih Mudah  
Oya, sobat Tamanlitera.id, model semacam ini bisa kamu lakukan dengan mudah pada buku nonfiksi yang utuh, bukan bunga rampai. Adapun buku yang menggunakan pola bunga rampai tentu membutuhkan pembacaan yang lebih mendalam, karena terkadang yang menyatukan masing-masing tulisan itu tidak begitu ketat dan tunduk dalam sebuah peta diagram pohon.  

  Pola semacam ini boleh jadi bisa agak berantakan jika buku yang kamu hadapi adalah bunga rampai esai sastra yang cenderung bebas dalam ikatan antar esai. Bahkan dalam satu esai, gagasan yang hendak ditawarkan cenderung liar dan tidak mudah ditebak melalui judul, serta seringkali kalimatnya bersayap. 

5. Buku Fiksi Butuh Piranti Lain 
Terhadap buku fiksi, hal ini bisa juga dilakukan tetapi membutuhkan karakterisasi yang agak berbeda terkait pengklasifikasian objek bacaan. Kamu perlu kajian kritik sastra untuk melakukannya. Apalagi jika yang kamu pegang adalah buku antologi puisi.  Tertarik untuk mencoba, sobat Tamanlitera.id?