Sobat Tamanlitera.id, sejarah literasi manusia sudah sangat tua. Dan salah satu artefak peradaban manusia dalam dunia literasi yang masih ada hingga saat ini adalah buku cetak. Pada mulanya, buku ditulis di atas berbagai media. Beberapa media yang biasa digunakan adalah perkamen, papirus, lempengan tanah liat, kain, pelepah pohon, lontar, dan sebagainya hingga ditemukanlah kertas.
Dalam tehnik penulisan teks, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dulu buku atau teks ditulis tangan. Kemudian, dikenallah tehnik stempel, hingga ditemukan mesin cetak. Inilah revolusi dunia literasi dimulai. Ketika kitab suci tak lagi disalin oleh para pemuka agama, tetapi dicetak di pabrik. Ratusan tahun revolusi ini telah berjalan.
Lalu, dalam dunia kontemporer sekarang, apa saja kelebihan dan kekurangan buku cetak? Yuk kita lihat satu per satu, mulai dari kelebihan buku cetak.
1. Bisa langsung diakses, tanpa piranti
Percaya deh, dunia milik kalian berdua. Berdua? Iya sama buku. pic: https://instagram.com/bookscalling/ |
Buku cetak bisa langsung kita baca tanpa perlu piranti apa pun. Jika kita ingin membaca, cukup ambil bukunya dan langsung dibaca. Berbeda dengan buku digital atau buku elektronik yang butuh piranti lain seperti ponsel pintar, tablet, atau komputer. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja bisa membaca. Kamu bisa baca buktinya di sini.
2. Bisa disentuh, dibaui, diraba, dan dipeluk
Inih buku akuh... pic: dreamstime.com |
Mungkin kamu akan bilang bahwa ini terlalu berlebihan. Tapi bagi booklovers, buku adalah kekasih. Serius. Dan salah satu yang membuat mereka keranjingan terhadap buku cetak adalah ketika buku bisa disentuh, dibaui, dan diraba. Buku memiliki aroma khas yang membuat para pecintanya ekstasi. Buku cetak juga bisa dibaca sembari mengantuk-ngantuk di ranjang. Hehe
3. Bisa menjadi simbol intelektual
Ehm.. Mbak, kuliah di mana? pic: utne.com |
Sedari dulu, buku adalah simbol ilmu pengetahuan. Tiada yang bisa membantah. Dan jika kamu menenteng buku ke mana-mana, kamu akan dianggap sebagai seorang yang berwawasan luas, cerdas, dan kritis. Gak percaya? Coba saja. Dan hal ini tidak akan bisa terwujud jika kamu menenteng buku elektronik dalam gawaimu. Ya tidak? Percaya deh...
4. Bisa ditandatangani dan dicoret-coret
Ouwh... makasih makasih, Tante Rowling.... via paulfrasercollectibles.com |
Saya berani taruhan deh. Bisa ditandatangani adalah kelebihan buku cetak yang tak bakal bisa digantikan dengan buku elektronik terbitan mana pun. Tanda tangan dari mana? Apalagi tanda tangan dari penulisnya dan ada secarik kalimat, "Untuk kamuh yang jago baca buku bla bla bla bla...."
Kamu juga bisa mencoret-coret bagian yang penting atau menggarisbawahinya. Kamu juga bebas memberikan komentar balik dan menuliskan beberapa catatan langsung di situ. Terkait fasilitas ini, beberapa aplikasi pembaca e-buku mencoba mengembangkan kemungkinan kamu memberikan catatan dan coret-coret di e-buku, tetapi tetap tak bisa dilakukan sespontan di buku cetak.
5. Bisa menjadi hadiah dan kenang-kenangan
Ini buku loh, bukan cokelat. via http://steelefaith.com/ |
Percayalah, memberi kado ulang tahun atau kado pernikahan sahabat dengan buku itu jauh lebih keren daripada kado cokelat atau gelas cantik. Mengapa lebih keren? Satu, karena kamu lebih perhatian kepada dia. Kedua, karena kamu mungkin satu-satunya teman yang memberikan hadiah buku, tentu kamu akan jadi istimewa di mata dia; lain daripada yang lain. Ketiga, karena buku lebih elegan dan lebih berkesan.
Tapi ya kamu harus pintar memilih buku yang cocok untuk konteks acaranya. Mentang-mentang lagi marah sama mantan kamu, terus kamu kirim kado perkawinan mantanmu itu buku Tata Cara Mengajukan Gugatan Cerai, bisa-bisa meletus perang dunia nih. hehe...
6. Bisa dijadikan pajangan
Gimana? Sudah tampak seperti ilmuwan? iya deh... percaya... Hehe... pic: Ichrom |
Pajangan lukisan di rumah mungkin bisa meningkatkan gengsi dan pamor pemiliknya, tetapi ini sudah terlalu mainstream. Cobalah sesekali pajang buku-buku di ruang tamu. Pilih buku-buku yang tebal dan mengerikan, seperti kamus, ensiklopedi yang berjilid-jilid itu. Tentu setiap tamu yang bertandang akan melihat Anda sebagai seorang ilmuan, dosen, peneliti, yang pasti orang cerdas dan terdidik.
Bukan apa-apa sih. Buku (cetak) memang memiliki aura yang menampilkan keluhuran ilmu pengetahuan dan kedalaman pemahaman. Beda banget kalau misalnya kamu memajang e-buku di rak. Yang ada malah orang bertanya, "Mas, pulsa simpati sepuluh rebu ya..." dikira counter HP. Hehe...
7. Mata lebih sehat
Segar kan? pic: mustseeon.net |
8. Dokumentasi sejarah
Buku ini terbit tahun 1881 loh, Lebih dari seratus tahun yang lalu. pic: |
Sebuah buku dicetak dalam jumlah terbatas dan ia terikat dengan waktu. Artinya, cetakan pertama dicetak tahun sekian, cetakan selanjutnya tahun sekian. Begitu seterusnya. Buku-buku yang tidak cetak ulang biasanya diburu karena ia langka dan faktor historis inilah ia menjadi menarik. Sedangkan buku yang berulang kali cetak ulang tetap layak dicari edisi pertamanya.
Hal semacam ini agak susah didapatkan dalam e-buku, karena e-buku bisa digandakan dalam jumlah berapa pun, dengan wujud yang tetap sama, tanpa terikat dengan waktu. Di buku cetak, kamu bisa melihat halaman credit tittle untuk mendapatkan datanya.
9. Koleksi
Memiliki buku ini pasti seru... pic: tsarindanbukulangka.blogspot.com |
Kamu bisa mendapatkan konten e-buku Pramoedya di beberapa situs dalam wujud pdf. Tetapi jika kamu memang penggila buku, rasanya akan jelas berbeda jika kamu bisa memiliki koleksi buku Pram terbitan Hasta Mitra yang jadul itu. Iya bukan? Dari sini kamu pasti akan faham betul mengapa buku cetak tak mampu digantikan bahkan oleh e-buku sekalipun.